Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Tujuh Kata Maaf

22 Agustus 2020   19:25 Diperbarui: 22 Agustus 2020   19:19 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Maaf! Tak baca tulisan di depan?

Belum separuh perjalanan hari. Tujuh kata maaf kudapati. Kusimpan di kantong depan sebelah kiri kemeja putihku. Sepatuku melangkah pelan melewati barisan mobil tanpa debu.

Tak akan pernah ada yang baru di tempat itu. Kecuali dua lelaki berseragam biru-biru yang menatap beku dari arah pintu.

Gila!

Kata itu telah dua belas jam berada di saku belakang celana hitamku. Sengaja kubiarkan ia mengingat arah, saat aku menyerah kalah.

Kukira, tak ada yang baru di bawah matahari. Termasuk perempuan yang sebelas tahun kujadikan istri.

Sepatuku memilih berhenti di sisi trotoar sebelah kanan jalan. Tepat di bawah jembatan penyeberangan.

Kita ke mana? 
Aku bertanya saat senja berkuasa.

Tiba-tiba sepasang kaki dan kedua tangan, juga sepasang mata dan kedua telinga merobek kantong kemeja. Meraih paksa kata maaf tanpa berucap maaf.

Kemeja putih pun mengambil satu dan berlalu. Celana menyusul kemeja, meninggalkan isi saku belakangnya. Kata gila.

Kini tersisa dua kata. Maaf. Gila.

Mulut segera menelan kata maaf, tak kuduga dan tanpa aba-aba. Sebelum pergi, meninggalkan pesan suara: "Isilah kepala dengan yang tersisa!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun