Aku pernah mendengar kisah orang-orang yang harus sembunyi untuk pekik, "merdeka!" Kau memilih tempat tersembunyi untuk merayakan merdeka.
Kau kira merdeka, hari raya?
Akupun pernah melihat jejak luka orang-orang yang ingin merasakan merdeka. Kau memilih sajikan tatapan iba dan wajah penuh kata lupa.
Kau duga merdeka itu, bebas luka dan lupa?
Acapkali aku melihat pemakaman sunyi pejuang negeri yang ditaburi bunga setahun dua kali. Kau jadikan tempat rekreasi dengan gambar diri sebagai petilasan abadi.
Kau sangka, merdeka itu tabur bunga dan rekreasi?
Acapkali kulihat foto dan video orang-orang yang celaka dan menderita. Kau anggap lelucon lucu sebagai bahan tawa di sosial media.
Jika bagimu, merdeka itu bebas apa saja. Akupun khawatir sepertimu!
Curup, 17.08.2020
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H