Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Menimba Kata

11 Agustus 2020   23:59 Diperbarui: 17 Agustus 2020   21:46 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi: pixabay.com

Langit kota resah dihujani kata-kata.
Bukan lagi polusi karbon dioksida pabrik-pabrik kimia. Tak pula emulsi karbon monoksida kendaraan-kendaraan beroda, atau kebakaran pemukiman kumuh yang sebabkan ampas karbon tetraklorida.

Kata-kata lahirkan banjir cerita. Menghanyutkan seribu satu berita juga derita. Membasahi lelah suka sekaligus membasuh duka.

Kota telah banjir ribuan kata-kata.
Tak terganti. Ia setia mengairi jalan-jalan asa, menggenangi gang-gang putus asa. Tak berhenti, ia sentiasa menutupi selokan-selokan lupa, dan membongkar timbunan-timbunan luka.

Kata-kata mengalir tak terhingga. Mengajak serta benih hajat serta hujat. Alam tak lagi tempat belajar, tapi mengajar sekaligus menghajar.

Ketika kata-kata menenggelam kota, kita kehilangan kata-kata. Ketika kota sibuk mencari cara, kita sibuk menimba kata.

Kau masih ingat berdoa?

Curup, 11.08.2020
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun