Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Merayakan Kenangan

11 Juli 2020   21:11 Diperbarui: 12 Juli 2020   01:04 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Tiba-tiba gaduh!

Kata-kata meloncat dari jendela istana. Melesat jauh melampaui kecepatan suara. Sesaat singgah di layar kaca, gerbong kereta, ruang baca dan ruang canda.

Kata-kata bersua tanda tanya. Melompat dari isi kepala di kepala, dari mata di kepala, dari hidung dan telinga di kepala. Sejenak berdiam di mulut, pindah ke layar kaca, gerbong kereta, ruang baca dan ruang canda.

Tanda tanya berjumpa tawa. Melonjak dari pintu ke kursi, dari kursi ke meja, di meja keluar kertas dari dalam berkas. Sesaat berhenti, ketika jas berganti bekas. Suara-suara melejit melebihi kecepatan cahaya. Tanpa arah, berkelana.

Tawa terpaku, memeluk luka yang berdiri di pinggir jalan. Bersiap teriak demgan nafsu, sesekali bertepuk tangan. Merayakan ingatan dan kenangan. Agar tak lenyap dalam senyap.

Tiba-tiba sunyi.

Bayangan pergi. Angan pun enggan kembali.

Curup, 11.07.2020
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun