Riuh pertengkaran kata-kata tertumpah. Berserakan bak beliung menelusuri resah. Tertuang di ruang-ruang bunyi. Rapi dan asri.
Kita bersama...
Suaramu gagu. Ragu mengeja angka-angka pilu. Tertera dan tergesa disusun bisu, sebelum kakimu melangkah kaku. Dari balik pintu.
Yang sembuh...
Gerak bibirmu tertanam dalam secarik kain ungu, bukan biru! Kupastikan tak mungkin keracunan cairan madu. Kau kunci pun kata mati. Siapa peduli?
Terima kasih!
Suara-suara terhempas ke udara. Senja menantikan parade bintang-bintang. Berpacu menunaikan tugas matahari, yang nyaris tak terganti. Melupakan bulan yang termangu. Menunggu.
Kali ini, tak ada senyummu, ketika semua mata menatap kalung kayu. Bibirmu tertutup. Oleh secarik kain ungu tak berkatup.
Jika aku mati terkunci! Siapa peduli?
Curup, 08.07.2020
zaldychan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI