Ada satu artikel yang menurutku sedikit berbeda, tulisan Umi Khomsiyatun, relawan pustaka di Rumah Kreatif Wadas Kelir (RKWK). Ternyata manfaat mendengarkan bukan hanya bagi orangtua. Namun juga bermanfaat bagi anak, jika orangtua mendengarkan ceritanya.
Menurut mahasiswa Pascasrjana Pendidikan Bahasa dan Sastra  Universitas Muhammadiyah Purwokerto itu, dalam artikel berjudul "Pentingnya Mendengarkan Cerita Anak" (baca di sini). Setidaknya ada 3 hal yang sedang anak kembangkan dalam dirinya saat bercerita.
Pertama. Melatih anak untuk terbuka. Ketika bercerita, tanpa disadari, anak juga sedang berlatih untuk terbuka mengungkapkan yang dirasakan atau dipikirkan kepada orang lain. Jika ini terus dilakukan, anak kemudian tak akan takut dan menyembuyikan yang dirasakan atau malah yang dialami!
Kedua. Melatih dan menambah percaya diri anak. Dituliskan, anak yang sering bercerita biasanya memiliki rasa percaya diri. Jadi, semakin sering bercerita, maka akan meningkatkan rasa percaya diri anak.
Ketiga. Melatih berbahasa yang baik. Nah ini, yang seringkali terlupakan. Aku juga sering melakukan itu. Sebagai orangtua, aku sering tak sabar mendengarkan anak bercerita. Apalagi bahasanya belepotan dan bolak balik!
Sehingga terpancing buat menyela atau memotong cerita! Ternyata itu salah! Karena, anak menjadi tak terlatih berbicara dan berbahasa yang baik. Terkadang, lebih memilih menghentikan ceritanya. Hiks...
Begitulah! Walaupun aku lumayan antusias membaca artikel parenting, juga mengikuti diskusi di WAG Parenting. Namun, dalam kasus anakku tadi, Aku kesulitan menjawab. Jika pertanyaannya, orangtua lebih dominan didengarkan atau mendengarkan?
Jika diminta memilih, ada kecenderungan keinginan orangtua lebih memilih mendengarkan, walau prakteknya, mayoritas orangtua sebagai sosok yang didengarkan! Iya, tah?
Udah, ya? Selalu sehat. Salam hangat!
Curup, 02.07.2020