Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Ujung Senja Merajah Serpihan Hampa

13 Juni 2020   18:26 Diperbarui: 13 Juni 2020   18:25 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pixabay.com

Aku terluka, tatkala senja mengajakmu bersembunyi di puri rindu.
Helai demi helai kelopak rasa, berguguran di pelataran bisu. Melebur diri dalam kegelisahan kata menahan gagu. Aku menyelami tepian janji di bilik sepi.

Aku masih terluka, ketika embun senja menuntun pulang kepergian pilu.
Satu persatu genangan rayu bersekutu di pelupuk asa. Meluluhkan kerisauan tunggu mengekang airmata lupa. Aku memenjarakan ingin di pelepah sunyi.

Aku tak takut mengeja aksara-aksara dulu, saat bayang senja diam-diam berlalu.
Membiarkan gores sembilu berkali, dan lagi menoreh jiwa. Menyeret jejak langkah hari, merajah serpihan hampa. Tapi aku tak mampu membujuk hati, menghilang bersamamu.  

Di ujung senja, aku menunggu. Menyeka waktu memetik rindu.
Untukmu.

Curup, 13.06.2020

Zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun