"Children aren't coloring books. You don't get to fill them with your favorite colors." -- Khaled Hosseini
Anak-anak bukanlah buku gambar. Anda tak dapat mewarnai mereka sesuka hati anda. Aku mengingat kalimat ini, setelah percakapan tadi pagi. Lelaki kecilku, yang biasa kusapa Kakak, hari ini genap berusia 10 tahun
"Mau kado apa, Kak?"
"Gak ada?"
"Artinya, Ayah beli kue ulang tahun aja, ya?"
"Gak usah. Kakak udah besar, Yah!"
Jika telah membuat keputusan, anak ketigaku tak akan bisa goyah. Namun "penolakan" itu, membuatku sebagai orangtua merasa "berhutang" dan merasa "bersalah".
Kok bisa?
Selaku orangtua, aku memiliki aturan tak tertulis buat anakku. Salah satunya, merayakan ulangtahun hanya batas usia 10 tahun. Disimbolkan dengan membeli kue juga memberi kado.
Namun kalimat "Gak Usah" dari anakku itu, menghadirkan beberapa refleksiku sebagai orangtua.
Pemikiran Pertama. Selaku orangtua, aku ingin terlihat adil di hadapan anak-anakku. Jadi kukira hal wajar, jika hadir kekhawatiran jika suatu saat nanti, aku dianggap tidak memperlakukan sama buat semua anakku, kan?
Pemikiran Kedua. Aku lalai menilai "kapasitas pribadi" anakku. Karena sebelumnya, dua saudara yang lebih tua, telah melakukan itu. Kukira, lelaki kecilku juga inginkan itu. Ternyata menolak!
Pemikiraan Ketiga. Aku mesti menghormati 'keputusan" itu, kan? Dan penolakan itu, adalah salah satu warna yang dipilih, karena perbedaan karakter dan kepribadian setiap anak-anakku. Akupun tak boleh "menodai" pilihan warna yang telah dipilih, tah?
Quote Khaled Hosseini, Novelis asal Afganistan kewarganegaraan Amerika, penulis buku "The Kite Runner" itu, memaksaku menelaah ulang kalimat itu.