Bagi penggemar angka cantik, angka 9 atau angka 99 apatah lagi deret angka 999, dianggap varian angka istimewa.
Aku sempat membaca, fenomena meningkatnya permintaan operasi cesaria saat momentum tanggal 9 bulan 9 tahun 1999. Bukan karena alasan medis, tetapi banyak orangtua yang ingin anaknya lahir pada deretan angka 9.
Fenomena ini, tak hanya di Indonesia, namun seluruh dunia. Begitu juga dengan pasangan yang menikah. Kukira, alasannya bisa jadi, biar gampang diingat bercampur rasa bangga saat menemukan pertanyaan.
"Lahir tanggal berapa?" Tanggal 9 September 1999.
"Kapan menikah?" Tanggal 9 September 1999.
Tak hanya sebagai angka tertinggi, namun dalam matematika dasar, operasi perkalian dengan angka 9, hasilnya bila dijumlahkan, akan berakhir pada angka 9.
Misalnya 1x9=9, 2x9=18, maka 1+8 = 9. Contoh lainnya 3x9=27, maka 2+73=9. Begitu seterusnya sampai angka 9x9. Sisanya dan varian lainnya, banyak dipaparkan dalam beberapa literasi numerologi.
Dalam tradisi kekaisaran China, angka 9 menjadi istimewa, disebut angka keberuntungan. Ornamen arsitektur pun terpajang liukan 9 naga. Konon, ada satu kota dijuluki "Kota Terlarang" (forbidden city) di Beijing memiliki 9.999 ruangan.
Deretan info angka 9 itu, aku baca via Mbah Google, ya? Terus, kenapa tetiba menulis angka 9? Tulisan ini, adalah caraku merayakan artikel ke-999 yang tayang di Kompasiana. Boleh, ya?
![Kompasiana, Blog bersama Kompasianer (sumber gambar : https://tekno.kompas.com/ Kompasiana)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/08/3273056825-5eb56f91d541df1e7b6e97c2.jpg?t=o&v=770)