Berawal dari berselancar pada waktu pergantian hari dari tanggal 1 ke 2 Mei. Aku gunakan kata kunci Hardiknas di republik twitter.
Aih, jamaah netizen yang maha benar, telah lebih dulu beraksi! Kecepatannya, mengalahkan ucapan resmi para tokoh nasional yang aku ikuti! Mungkin ini masalah waktu, ya?
Beberapa cuitan menarik perhatianku. Karena mengaitkan hubungan antara Hari Buruh Internasional dengan Hari Pendidikan Nasional. Walau sedikit "memaksa", kukira ada benang merah yang ingin disampaikan. Aku salin ulang aja di sini, ya?
"Mengapa Hardiknas dirayakan setelah hari buruh? Mungkin agar kita tidak melupakan jasa para "buruh" di bidang pendidikan. Guru-guru honorer, guru-guru yang gajinya di bawah UMR. Mereka yang seharusnya kita hormati dan kita perjuangkan."
"Hari Buruh Internasional (May Day) dan Hardiknas sesungguhnya kakak-adik. Kaum Buruh adalah si sulung yang menjadi soko guru bagi semua pengajaran di sekolah. Hentikan seremoni, mari perbaiki!"
Selain dua cuitan di atas. Ada juga unggahan yang mengajak untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri saat memperingati hari kelahiran Ki Hajar Dewantara ini. Seperti cuitan di bawah ini.
"Pendidikan sejatinya menciptakan perubahan (lebih baik). Pada diri sendiri dan lingkungan. Itulah fungsi dari pendidikan yang sesungguhnya."
"Selamat Hardiknas 2020. Pendidikan adalah tanggung jawab Negara. Belajar adalah hiasan dalam kemakmuran, perlindungan dalam kesulitan, dan tunjangan di masa tua. Belajarlah dari masa lalu!"
Bagiku, cuitan-cuitan ini merupakan "mutiara hikmah" dari lautan pemikiran anak bangsa. Tak ada yang menolak, jika pendidikan adalah salah satu pilar terpenting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kan?
![Ilustrasi Pambangkik Batang Tarandam salah satu petuah Minangkabau (sumber gambar : https://www.kabarantau.com),](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/02/76a13b31fd80aaf7a3ff950a13b70462-5eac82fd097f3640b2119a44.jpg?t=o&v=770)
Dalam budaya Minang. Ada ungkapan yang menjadi puncak harapan, terkadang juga sebagai titipan beban. Bagi seorang yang yang diangkat menjadi pimpinan. Diberi julukan "Pambangkik Batang Tarandam".