Aku lupa tanggal persisnya, ketika malam itu satu pesan di WAG Kompasianer Berbalas, kubaca dari Mbak Muthiah Alhasany berjudul "Ikuti, Give Away 10 Tahun Saya di Kompasiana!"
Aku terkejut membaca angka 10 itu. Naluri intel melayu yang kumiliki tersentak. Hasrat kepo ala klendestein kulakukan. Beliau bergabung di Kompasiana sejak 01 Mei 2010 dan 1.400-an artikel. Sedangkan Kompasiana berdiri 01 September 2008 dan diluncurkan 22 Oktober 2008!
Jika ditamsilkan pada sejarah Islam, maka Mbak Muthi (kusapa begitu) termasuk golongan assabiqul awwalun. Yaitu, golongan pertama yang menerima kenabian Muhammad SAW. Menjadi malu, ketika mencoba melakukan perbandingan denganku yang masih seumur jagung di Kompasiana. Hiks...
Aku mengenal Mbak Muthi dari tulisan beliau di kanal politik juga di kanal fiksi. Namun, artikel di dominasi informasi situasi dan kondisi Turki, sebagaimana tertulis di laman profil beliau yang bikin keder, Pengamat Politik Turki dan Timur Tengah.
Jadi, dengan segala hormat, dan dengan niat ikut merayakan perjalanan 10 tahun punggawa Clickompasiana ini. Aku tulis artikel ini. Gak tahu sesuai tema atau tidak. Karena Mbak Muthi menjadi keyword untuk Turki bagiku.
Jika ingat Turki, aku jadi ingat sebagai salah satu Negara Transkontinental karena berada di benua asia dan eropa, sejarah kekaisaran Ottoman juga sepakbola! Haha..
Aku mengenal kata Turki, dari pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) saat sekolah dulu. Beberapa kata kunci, yang aku ingat adalah Pertempuran Kesultanan Saljuk melawan kekaisaran Bizantium, hingga keruntuhan kekaisaran Ustmani saat Perang Dunia I.
Dalam sejarah perang dunia, ada nama Mustafa Kemal Pasya yang diberi gelar Attaturk (Bapak Pendiri Turki) sebagai presiden pertama Turki.
Namun, kisah heroik keberanian Kemal Pasya melawan pendudukan militer Inggris, serta kemenangan Jepang di tahun 1905 atas Rusia, dalam pelajaran PSPB (Pendidikan Sejarah dan Perjuangan Bangsa), menjadi inspirasi tokoh pergerakan di Indonesia yang masih dijajah Belanda.
Digawangi oleh Wahidin Soedirahoesodo., bahwa orang Asia bisa "menaklukkan" bangsa Eropa. Melalui Boedi Oetomo, peristiwa sejarah itu dikenal dengan "Kebangkitan Nasional" yang terjadi pada tanggal 20 Mei 1908.Â