Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Waktu Tak Pernah Menunggu

12 April 2020   19:38 Diperbarui: 12 April 2020   19:38 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by : pixabay.com

"Belilah perahu!" Ujarmu.

Akupun sibuk menjahit bentangan hari sebagai layar paling tangguh, agar bertahan diterjang badai. Tak henti merakit pelepah waktu menjadi perahu paling kukuh, untuk berucap selamat tinggal kepada bibir pantai.

"Kau tak mampu?" Tawamu, memetik hasrat bertemu.

Aku masih menunda titik penyesalan, saat deru ombak kembali menghempas kelopak ingatan. Untuk membalut sayatan lupa di antara puing-puing luka, dan meracik barisan aksara yang tertuang hampa.

"Waktu tak pernah menunggu!" Bisikmu lirih, dan bersisa perih.

Aku masih di sini, memahat mimpi di menara sepi. Ketika senja membawa berita. Kau tak pernah ada.

Curup, 12. 04. 2020
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun