Entahlah!
Mungkin aku akan membunuh pagi. Seperti cahaya mentari yang melenyapkan butiran embun di kelopak melati.
Hingga tak ada kegiatan terjaga dari tidur, kembali dan berulang kali merapikan kasur, menimba dan manyapu wajah kusam di sumur, atau sekedar menjerang air untuk secangkir kopi di dapur.
Entahlah!
Mungkin akupun akan merajah matahari. Seperti para pemecah batu yang menyimpan bisu pada pukulan-pukulan peredam pilu.
Kemudian membagikan serpihannya pada orang-orang yang merajut sepi. Agar mereka memiliki cahaya abadi di dalam hati. Bahwa mereka tak sendiri, atau setidaknya mereka tak tenggelam dalam sunyi.
Dan,
Jika tak ada pagi, pun tak lagi pernah ada mentari merajai hari. Aku akan mengurung senja dalam mimpi.
Biar tak tenoda kegelapan malam, yang sentiasa bersiap menikam. Ketika ruang-ruang paling rahasia, mengurai kembali sandiwara jiwa yang pernah tercipta.
Mungkin aku adalah kau, yang lelah menunggu perjalanan waktu.
Curup, 29. 02. 2020
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H