Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama FEATURED

Hari Bahasa Ibu Internasional 2020, Masihkah Bahasa Ibu sebagai Identitas?

21 Februari 2020   14:17 Diperbarui: 21 Februari 2021   11:21 2873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisa salah satu dari keduanya, karena "pengaruh dominan" bahasa yang digunakan di keluarga atau lingkungan tinggalnya, atau memilih "jalan tengah" dengan bahasa yang dimengerti bersama.

Ketiga. Sepertiku, ayah dan ibuku dari suku Minang yang merantau puluhan tahun di Bengkulu. Aku lahir dan besar di Curup- Bengkulu yang menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar. Maka bahasa Ibuku adalah bahasa melayu.

Apakah aku tak bisa bahasa Minang? Bisa! Tapi bahasa Minang menjadi bahasa kedua bagiku. Begitu juga dengan bahasa Indonesia jadi bahasa ketiga, begitu seterusnya dengan bahasa-bahasa yang lain.

Akhirnya, Bahasa Ibu tak lagi menjadi identitas diri seseorang, kan? Walau jamak diujarkan, bahwa Bahasa Ibu itu, berpedoman pada bahasa daerah.

Illustrated by pixabay.com
Illustrated by pixabay.com
Kapan Saat yang Tepat "Menanamkan" Bahasa Ibu?

Jika Bahasa Ibu dimaknai sebagai bahasa daerah. Menurutku, harus tuntas dikenalkan kepada anak sebelum mencapai usia lima tahun. Ini bukan definisi ahli, tapi sependek pengalaman dan pengamatanku saja. Alasannya?

Pada usia sebelum lima tahun, Khususnya pada rentang usia 1 hingga 3 tahun. Kegiatan dan aktifitas anak berpusat di rumah. Ruang dan waktu anak lebih banyak bersama keluarga. Juga pada usia demikian, anak baru mengenal bunyi. Atau berbahasa dengan kata atau kalimat pendek-pendek.

Pada momen itu, "pengaruh" dari luar masih sedikit atau bisa diminimalisir. Orangtua bisa fokus menanamkan Bahasa Ibu. Seiring bertambah usia dan pemahaman anak berbahasa, jika anak tuntas Bahasa Ibu, anak akan melakukan perbandingan banyak informasi bahasa dari bahasa yang biasa digunakan.

"Bu, kenapa Kak Ros bilang anak itu budak?"

"Yah! Kenapa Jarjit menyebut due, tige? Seharusnya dua, tiga, kan?"

"Comel itu  artinya cantik, kan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun