Biarlah, jejak risau tersesat di petilasan rindu, dan perapian kemarau berkali membakar tungku tunggu. Aku masih memenjara dulu, di tubir waktu yang tak henti melaju.
Hening malam telah menyembunyikan kata jera, mengajak kenangan rasa meracik lupa. Kau tak lagi berucap sepatah kata!
Bening butiran embun menyambut pagi dengan setia, meredam genangan asa meramu luka. Kau rela hati berselimut airmata!
Biarlah, kusimpan butiran embun dalam bisu yang resah. Kulukis setapak jejak kerisauan rindu sebagai penunjuk arah.
Jika waktu memberi jeda, kubasuh airmata senja.
Izinkanlah!
Curup, 12.01.2019
zaldychan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!