Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jika Ibu adalah Guru Pertama bagi Anak, Ayah adalah Kepala Sekolah yang Ramah

5 Januari 2020   16:33 Diperbarui: 5 Januari 2020   16:38 1094
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pxhere.com

Tergambar sosok ayah yang dingin dan penuh peraturan serta  menjadi "momok". Ayah juga berperan sebagai eksekutor dari kesalahan anak-anaknya. Tak jarang hadir kesan " rasa takut" lebih mendominasi bagi anak-anak terhadap ayah, dibandingkan rasa "rasa segan atau rasa hormat".

 Sekarang, gambaran itu disebut konvensional dan dianggap ketinggalan zaman! Seiring perkembangan dunia parenting. Ayah ideal tak hanya mampu memenuhi kebutuhan keluarga, namun juga sosok yang hangat, ceria, dan bisa menyediakan kualitas dan kuantitas waktu untuk keluarga.

Ayah idola, adalah ayah yang bisa menemani anaknya bermain baik di rumah atau di luar rumah, menyisipkan waktu untuk duduk bersama anak saat menyelesaikan tugas sekolah. Atau sesekali  beraksi di dapur, memasak dan menyiapkan masakan buat semua anggota keluarga. Ahaaay...

Illustrated by ibtimes.co.uk
Illustrated by ibtimes.co.uk
Jika Ibu adalah Guru Pertama Bagi Anak, Ayah adalah Kepala Sekolah yang Ramah!

Sukar mencari bantahan, bahwa ibu adalah guru pertama bagi setiap orang. Sebelum mereka mengerti apa itu makna dan fungsi guru. Ibu menjadi patron awal untuk mengenal dunia.

Agar proses pendidikan anaknya tak salah arah. Sosok ibu sebagai guru membutuhkan tujuan yang jelas, arahan yang tegas, serta bimbingan sebagai panduan. Maka adalah fungsi ayah sebagai kepala sekolah.

Keputusan dan kebijakan seorang Ayah sebagai kepala sekolah, berperan penting dalam roda kehidupan keluarga. Tak hanya sebagai pengambil keputusan dan kebijakan, sosok ayah mesti terlibat langsung.

Ayah yang membuat kurikulum tentang pendidikan agama, hal yang boleh dan tidak boleh dalam bertingkah laku, serta nilai-nilai dasar yang diinginkan bagi anak. Dan, sosok ibu yang menjalankan kurikulum keluarga. Tentu saja ada ruang diskusi, nengubah kurikulum keluarga seiring tuntukan zaman serta evaluasi bersama.

Illustrated by pxhere.com
Illustrated by pxhere.com
Ayah sebagai Teman, Cara Mengisi Halaman yang Hilang

Lupakan pembagian peran ayah bekerja, ibu di dapur dan anak belajar! Keluarga milenial, lebih mementingkan kerjasama tim. Semua diharapkan berperan, sesuai kapasitas masing-masing. Termasuk sosok ayah.

Bagi kehidupan anak laki-laki. Figur ayah adalah role model ideal. Bagaimana berprilaku dan bersikap setiap hari sebagai seorang laki-laki. Bukan ayah yang bermuka bengis dengan tatapan sinis, atau penuh teriakan amarah dan berlaku bak tukang pukul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun