Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Suara-suara Tergeletak Bersambat, Terserak di Sembarang Tempat

24 Desember 2019   17:22 Diperbarui: 24 Desember 2019   17:40 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Terlalu banyak suara mengotori udara kota. Menciptakan riuh dan gemuruh kata. Tentang hal aktual, faktual, penting, genting, hingga dianggap receh dan remeh. Sepasang kunang-kunang terkurung di dinding hening, tak sempat bergeming.

Suara kota sibuk berkata-kata menciptakan kota suara, tak henti berebut simpati massa. Tak lagi bergantian, tapi berebutan! Setiap pemilik suara merasa perlu bersuara dan berkata.

Sejak dari puncak tertinggi hingga paling rendah. Dari terjauh sampai yang terdekat, materi urusan yang dikuasai atau sekedar modal nekat. Tentang cara menanam sayur, memakan telur hingga menciptakan air mancur.

Semua berteriak! Berebut paling kencang! Merasa paling layak didengarkan!

Tak lagi banyak ruang untuk mendengar, tak lagi ada ruang untuk merenung, dan tak lagi ada kebenaran yang benar. Semua suara merasa paling benar dalam kebenaran, berselimut mantel ketenaran.

Suara-suara tergeletak bersambat, terserak di sembarang tempat. Menyemai benih-benih saling curiga, memupuk rasa tak saling percaya. Melahirkan bermacam pertikaian, aneka pertengkaran, dan ragam perselisihan.

Menciptakan noise! Perlahan menjadi sampah dan remah-remah amarah.

Mungkin berat menjejak bumi dalam sunyi. Meneliti dengan menyigi hati. Menghitung langkah tak menyakiti, mengukur tindakan tak tersakiti.

Sepasang kunang-kunang berpelukan tanpa sapa, bertukar tatap menyimpan kalimat tanya, "kau siapa?"

Curup, 24. 12.2019

zaldychan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun