Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mengukir Rindu di Pelepah Tunggu

16 Desember 2019   16:57 Diperbarui: 16 Desember 2019   17:52 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Jauh sebelum aku mengarsir satu persatu aksara namamu di pagu waktu.

Sebelum kirana kabut pagi melahirkan bening butiran embun, dan berkali menyelamatkan oase mimpi dari rajahan bias cahaya paling lanun.

Sebelum terik mentari tengah hari menguji jejak-jejak perjalanan janji. Membujuk keteduhan hati melindungi arah diri, dari pertikaian jera yang menyisakan pecahan jeri.

Aku mengukir rindu di pelepah tunggu.

Telah kutanam di kepala dengan segenap rasa. Menyiramnya tanpa batas tak nyata, dan menyiangnya tak peduli balas bermuara ada. Kujaga rindu. Untukmu.

Kepada ribuan senja yang tak lelah membujuk resah memaknai wujud rela. Aku masih menyimpan rindu. Tanpamu.

Curup, 16.12.2019
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun