Terlalu berat punggung kata-kata memanggul cerita. Berharap manusia, memanggil pulang senja dan tiga kisah lama.
Kisah para pemimpi yang termangu sepi di persimpangan diri. Menanti bisikan suara hati segera menghampiri, bersiap meramu perjumpaan pada pagi dengan aroma embun mimpi.
Kisah para pemikir yang tersingkir dari perjamuan sufi di persimpangan takdir. Tak sempat menghimpun riak-riak logika, menjadi gelombamg pasang samudera asa. Terjebak sketsa kehidupan di belantara fana.
Kisah para pemuisi yang terkapar hampa di persimpangan makna. Tak berdaya menaklukkan rasa dari pertukaran cuaca, pesona keindahan di taman bunga, serta seujung rambut perbedaan di antara jelata dan melata.
Senja tak pernah menghardik matahari untuk segera pergi. Seperti punggung kata-kata yang mampu merintih nyeri dan bersembunyi.
Manusia terbiasa menelanjangi tubuh kata-kata. Tak ada rasa berdosa, menanggalkan dan meninggalkan jubah makna.
Curup, 19.11.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H