Di beranda, hujan duduk bertamu.
Mengajak angin berbincang jejak-jejak lampau. tentang kisah-kasih usang kemarau yang masih menyimpan sisa-sisa risau. Juga tentang keluh kesah kehilangan yang menyiram benih-benih kesepian.
Apakah engkau mengundangku hanya untuk melukaiku? Atau kau ingin aku melukai seseorang yang membencimu?
Terpaku, hujan diam membatu.
Kembali terbayang wajah-wajah lugu yang menekan perih sembilu. Berkali terdengar suara-suara lantang tercekat di lorong bisu. Membiarkan angin menaklukkan ragu yang menagih rindu.
Di beranda, tak lagi ada yang bertamu.
Hujan pergi meninggalkan keinginan yang terluka. Dan jejak airmata.
Curup, 07.11.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H