Sejauh matahari pergi, esok hari pasti kembali. Bersama pagi datang bertamu, menyapa puncak Bukit Kaba yang membiru, mengelus lebar dedaunan tembakau, dan pucuk-pucuk teh yang terhampar menghijau.
Kau terjebak di sini. Sendiri.
Aku masih menggenggam garis-garis senyuman yang mampu menenangkan risau hati, dari hantaman badai terik matahari. Aku pun masih menyimpan derai tawa yang meneduhkan jiwa, dari gigil butiran hujan yang dipenuhi kabut di cakrawala.
Aku di sini. Bersama sepi. Memeluk erat aroma kelopak mawar merah, yang tergeletak di tanah rekah. Di antara susunan dahan-dahan kamboja yang layu, lelah menanti kemarau berlalu.
Aku bukan lagi matahari. Kau tahu?
Curup, 26.10.2019
zaldychan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI