Kau sembunyikan jejakmu!
Ketika airmata meminta basah, kau sembunyikan basah di balik tanah. Ketika tanah meminta darah, kau sembunyikan resah di bilik pasrah. Ketika pasrah tak lagi meminta, kau biarkan terluka. Aku bersamamu?
Kutemukan jejakmu!
Ketika airmata membasuh luka, kau biarkan menganga demi cinta. Ketika cinta membilas cara, kau biarkan hampa tanpa makna. Ketika makna tak lagi mencari asa, kau sembunyikan rasa di pelukan kata-kata. Kau dan aku?
Jejakmu!
Kucuri kata-kata berbingkai hati, tapi kata-kata terlanjur nyeri. Kuracik nyeri merangkai sepi, tapi sepi tak pernah mati. Kubiarkan perih menanti, sebab isi hati enggan menepi. Kau mengerti?
Ajari aku merawat rindu, pada setiap titik persinggahan tunggu. Saat itu, kuingin menghapus jejakmu. Kau tahu?
Curup, 22.10.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H