Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Menghapus Jejak Tunggu

22 Oktober 2019   10:41 Diperbarui: 22 Oktober 2019   10:58 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Kau sembunyikan jejakmu!
Ketika airmata meminta basah, kau sembunyikan basah di balik tanah. Ketika tanah meminta darah, kau sembunyikan resah di bilik pasrah. Ketika pasrah tak lagi meminta, kau biarkan terluka. Aku bersamamu?

Kutemukan jejakmu!
Ketika airmata membasuh luka, kau biarkan menganga demi cinta. Ketika cinta membilas cara, kau biarkan hampa tanpa makna. Ketika makna tak lagi mencari asa, kau sembunyikan rasa di pelukan kata-kata. Kau dan aku?

Jejakmu!
Kucuri kata-kata berbingkai hati, tapi kata-kata terlanjur nyeri. Kuracik nyeri merangkai sepi, tapi sepi tak pernah mati. Kubiarkan perih menanti, sebab isi hati enggan menepi. Kau mengerti?

Ajari aku merawat rindu, pada setiap titik persinggahan tunggu. Saat itu, kuingin menghapus jejakmu. Kau tahu?

Curup, 22.10.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun