Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menjahit Luka

19 Oktober 2019   12:45 Diperbarui: 19 Oktober 2019   12:53 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com/couleur

Aku terima sepucuk surat bersampul biru muda, pada kedua sisinya tertera dua nama. Milikmu juga aku. Dulu.

Seperti kawanan lebah yang terburu meracik madu agar bebas menjumpai ratu. Akupun terbata mengeja untaian aksara, yang kukuh kau lindungi sebagai rahasia. Bahkan paling rahasia.

Seketika kuracik ramuan kata bermakna asa, agar menjadi pembungkus jiwa. Kusimpan jubah pujangga, agar tak lagi tergantung di balik pintu asa. Tapi di hati, tanpa janji.

hingga detak-detik waktu menelusuri pertikaian  lupa.

Kau dan aku tak lagi mampu menjadi jarum dan benang rasa. Menjahit ulang luka yang terbiar menganga.

Curup, 19.10.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun