Selamat pagi, malam yang berantakan!
Aku masih menunggu awan, mengajak pergi penantian bersama hujan.
Setidaknya masih ada jeda yang kumiliki, mengenang sketsa mimpi yang tak pernah dimulai.
Mungkin sebaiknya kutitipkan kegelisahan hati, pada detik waktu yang bergelayut manja merambati lajur kerinduan sepi.
Selamat pagi, malam yang berantakan!
Aku lupa menghapus jejak airmata pada peta penyesalan. Itu hanya satu kesalahan, di balik sekat-sekat ribuan kegagalan.
Saat ini, biarlah secangkir kopi menemani perjalanan hari.
Kuingin kau tahu! Jika sehabis senja kau kembali, aku takkan sembunyi.
Curup. 17.10.2019
zaldychan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!