Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sang Pemburu

15 Oktober 2019   19:30 Diperbarui: 15 Oktober 2019   19:41 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

Tujuh peluru, dan tujuh musuh tergeletak jatuh. Nyaris tak bergerak bayangan itu masih berbaring di tanah. Sekejap mengokang senjata dalam senyap, diam menunggu dalam gelap.

Aku penembak jitu! Salah sasaran aib bagiku!

Tujuhratus pergantian bulan purnama, dan tujuh pertukaran musim menerpa barak tua. Bayangan itu menyelinap dalam kegelapan. bersekutu dengan kesunyian hutan. Tak lagi ada rusa, yang tersisa hanya pandan-pandan raksasa.

Malam ketujuh usai duka, bayangan itu kembali memanggul senjata. Sejenak berdiri di depan barak tua. Saat sembunyi kembali mengulang sejarah, perintah adalah titah!

Menjelang fajar, bayangan itu bersimpuh di tanah rekah. Menepis baju lusuh berdebu penuh darah. Membiarkan hati bercerita pada airmata.

Tuan! Aku bisa menghilangkan ribuan nyawa. Tapi aku tak mampu membunuh kata-kata!

Curup, 15.10.2019
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun