Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sekeping Hati Ditemukan Mati di Tepian Hari

28 September 2019   07:18 Diperbarui: 28 September 2019   07:42 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

sekeping hati ditemukan mati di tepian hari. sejak kemarin ia tebakar api. seiring timbunan asap yang kian merayap, sejalan ribuan ucap yang bersayap. bersama kesucian yang terkurung hasrat membungkam ratap

sekeping hati telah mati. sejak kemarin, sekeping nyali pun pergi bersembunyi. di antara sepi gedung-gedung tak bertuan, yang sempat merajut indah harapan. di antara riuh ruang-ruang pinggir jalan, yang pernah mengecap manis impian

sekeping hati mati.
ketika amarah lahirkan salah. ketika salah hadirkan darah. bersisa amarah, darah dan airmata.

sekeping nyali tak kembali.
Ketika salah adalah kalah. ketika kalah adalah pasrah. tertinggal salah, kalah dan airmata.

hati mati dan nyali sembunyi. kau lupa? darah dan airmata anak negeri pernah menggenangi bumi pertiwi.

Curup, 28.09.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun