Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ketika Senja Memeluk Rembulan

26 September 2019   23:30 Diperbarui: 26 September 2019   23:57 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illuatrated by pixabay.com

sepotong rembulan terlelap di pangkuan senja. membiarkan sepasang kunang-kunang terpisah di antara kelopak kamboja.

saat mentari belum utuh bersembunyi di larik jingga, para pujangga merajah aksara, meniti sepi merengkuh garis kata. menggali puing-puing makna yang tersisa.

berkisah tentang haru yang menanti di pintu pilu, tentang ragu yang terpaksa mendekam di bilik tunggu. dan helai-helai rindu yang terpaksa membunuh waktu.

bagi pujangga, senja adalah pelaminan rasa. untuk mengenang ribuan ujaran kebahagiaan, atau berkali, kembali mengenang ucapan perpisahan.

ketika senja yang memeluk rembulan. maka sepasang kunang-kunang tak mampu melupakan kenangan. seperti para pujangga dipaksa memagut aksara tak bermakna.

Curup, 26.09.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun