Di kepalaku ada ruang kecil. menempel di serat ingatan yang menyempil. Biasanya kusebut bilik usang, terkadang bertukar nama menjadi ruang kenangan. Tergantung apa yang bertamu di situ.
Seperti pagi tadi. senyummu bertandang di bilik usang, berkisah tentang beberapa rayuan yang ingin kau ulang. Tentang bening embun dan kabut pagi, yang acapkali kuhadirkan dari larik-lari puisi.
Pun, siang tadi. tawamu mengetuk pintu ruang kenangan. Mengulang cerita tentang perjuangan, saat aku mengejar kupu-kupu dan temui kegagalan. Atau, saat aku berpura sibuk memetik butiran bening yang berjatuhan, di gerai legam rambutmu ketika hujan.
Namun tidak senja ini. airmata tak datang membasuh bilik usang atau membasahi ruang kenangan. Ia berdiam di sudut mataku. Menemani sepi yang menelisik ragam peristiwa tentangmu. Terdiam sepertiku, menyapa dulu.
Curup, 12.09.2019
Zaldychan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI