Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sayap Sunyi Ilusi

5 September 2019   17:31 Diperbarui: 5 September 2019   18:00 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

sayap malam patah dihempas kemilau senja, menyisakan jejak-jejak luka di sudut doa. tak lagi mampu menerjang cakrawala kelam, pun menimba titik-titik cahaya bintang yang terpaku diam.

bercak-bercak kegamangan mimpi terpenjara kepulan kabut jeri, hingga jasad dikebiri sepi. terlupa memapah patahan sayap malam memikul janji, meracik gumpalan awan membujuk angin bersaksi.

segenggam ingin terkurung di bilik sunyi. merantai doa-doa membingkai mimpi di ujung pagi. merengkuh kepak sayap malam yang ditutupi ilalang, menanti semburat senja memutar ulang detik-detik kehilangan.

hati terhenti mengusik hari. tak mampu mengusir matahari. tak jua mengurai bisikan janji. ketika sunyi bersayap ilusi.

Curup, 05.09.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun