Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ketika Garis Takdir Mengajak Pergi

12 Agustus 2019   20:16 Diperbarui: 13 Agustus 2019   00:25 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by pixabay.com

ketika waktu berdiri kukuh di pintu takdir, tanpa ekspresi mengajak pergi. saat itu, diri terjebak dalam kehampaan sepi, terburu membaca petunjuk hati. mengeja kepenatan jiwa menelusuri jejak-jejak janji.

ketika waktu tak menyediakan jeda, tak berjarak mengusik kematian asa. saat itu, rasa dipaksa menyeduh kepahitan di muara pilu, terhenti mereguk mimpi di lajur tunggu. menguak kelalaian jiwa memeluk tangis jeruji bakti.

ketika waktu tak lagi bermakna waktu, dan rasa tak lagi menemukan tepian asa. saat itu, jiwa menyentuh bisikan pasrah untuk penyerahan abadi. menyapa himpunan penyesalan dalam kesunyian arti.

ketika garis takdir mengajak pergi, kau mengerti. tak pernah ada lagi waktu untuk kembali.

Curup, 12.08.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun