ketika waktu berdiri kukuh di pintu takdir, tanpa ekspresi mengajak pergi. saat itu, diri terjebak dalam kehampaan sepi, terburu membaca petunjuk hati. mengeja kepenatan jiwa menelusuri jejak-jejak janji.
ketika waktu tak menyediakan jeda, tak berjarak mengusik kematian asa. saat itu, rasa dipaksa menyeduh kepahitan di muara pilu, terhenti mereguk mimpi di lajur tunggu. menguak kelalaian jiwa memeluk tangis jeruji bakti.
ketika waktu tak lagi bermakna waktu, dan rasa tak lagi menemukan tepian asa. saat itu, jiwa menyentuh bisikan pasrah untuk penyerahan abadi. menyapa himpunan penyesalan dalam kesunyian arti.
ketika garis takdir mengajak pergi, kau mengerti. tak pernah ada lagi waktu untuk kembali.
Curup, 12.08.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H