kau pernah membiarkan sirna memunguti detak detik bahagia, yang tergeletak fana di taman bunga. hingga memaksa air mata bertanggung jawab terhadap lupa. saat aku tak lagi mampu menjemput cinta, meminta laju waktu mengajak kembali rasa.
kau pun pernah mendiamkan rindu yang tersembuyi di lemari sukma, tergeletak kumuh di barisan lusuh luka. memaksa air mata kembali membasuh lembaran duka. saat aku hanya meredam asa, menyimpan ribuan aksara di bilik kata.
saat kutemukan cara menguak rindu, aku mengingatmu. ketika bunga-bunga mekar menagih aura cinta, melupakan lupa agar air mata segera sirna. membujuk asa kembali membalut sukma, biar tak lagi ada yang terluka.
aku masih menunggu, dan kau kembali berlalu.
Curup, 28.07.2019
zaldychan