Aku diam. Mataku menatap lurus padamu. Bertahun lalui waktu bersama. Kau tak bisa sembunyi dariku. Kau pun tahu itu.
"Nik mau Mas janji apa?"
"Mas tak mau, kan?"
"Tentang?"
'Belum saatnya!"
"Nik..."
"Biarlah!"
Kau lempar pandang ke lapangan bola. Aku masih menatapmu. Ada jeda waktu. Lalui sunyi, antara kau dan aku. Tak lagi bicara. Kuraih jemarimu. Kau terkejut. Jemarimu kugenggam erat. Kau tatap mataku. Bening itu hampir jatuh di sudut matamu.
"Ada apa?"
"Nik takut..."
"Kenapa?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!