aku menanti redup senja menutup hari, pengantar tirai malam agar kembali sunyi. ketika selarik senyuman datang bertamu, mengajak pulang ingatan tentang kisah dulu.
senyuman yang menjelma bagaikan batu karang, kukuh bertahan diterjang gelombang pasang. namun mampu melenakan di dalam kedamaian lautan ketenangan.
senyuman yang menawarkan kelembutan. laksana lembutnya butiran air, yang tak mungkin bisa digenggam. namun mampu meluluhlantakkan kebanalan yang mengancam.
senyuman yang menghadirkan kesejukan. seumpama desiran angin di terik mentari, tak kasat mata, hanya terpatri diam di hati. dan mampu memporakporandakan kegersangan jiwa, mengoyak kembali luka lama.
aku masih menyimpan senyuman yang ditinggalkan, ketika kepergian menuang penantian pada kehilangan. hingga kusembunyikan pada aksara-aksara bisu. caraku mengenangmu.
Curup, 24.07.2019
zaldychan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI