Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kau Pergi, Karyamu Abadi

19 Juli 2019   20:30 Diperbarui: 19 Juli 2019   20:31 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

segumpal rasa tertinggal di tepian hari, tergeletak beku di lintasan akhir matahari. menanti cahaya ribuan kepak sayap kunang-kunang yang menghampiri. saat itu, seluruh jemari bertaut kaku, mengiringi getar bibirku mengeja namamu.

sepenggal kisah tertuang di tirai senja, mengenang banyak nama Titi Nginung, Said Saat juga Lani Biki, yang merantai aksara-aksara menjadi karya abadi. mengulang kembali, usangnya ceritamu tentang jeruji besi.

selintas ingatan berhamburan di kepala. di kala Kawinnya Juminten menjadi Pacar Ketinggalan Kereta, ketika Serangan Fajar suguhkan prasasti, di saat Pengkhianatan G30S/PKI tak lagi dinanti, pun tentang kisah Senopati Pamungkas yang tersimpan rapi di pustaka sunyi.

untaian diksi kutuliskan pada larik-larik puisi. seuntai doa kubisikkan di relung hati. kau pergi penuhi janji, ketika aku sibuk memilah pengganti. tugasmu selesai saat aku baru memulai.

kau pergi, karyamu abadi

Curup, 19.07.2019
zaldychan
RIP Mas Wendo!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun