untuk apa mengeja usapan embun pagi? jika tak mampu mengusir pertikaian kabut benci, yang mengusik sentuhan lembut tirai hati. hingga kita dipaksa mengingat setangkai mawar penuh duri, dan melupakan indahnya kelopak juga wanginya aroma yang tersaji.
untuk apa mengejar lesatan cahaya mentari? Â ketika manik mata bersaksi tanpa harus mengerti. jika kehadiran warna-warni pelangi, ditinggalkan butiran hujan yang menghunjam bumi. hingga kita menjumpai kehampaan angan, dan membiarkan ingin diterbangkan angin.
untuk apa melangkah jauh mencari arti? ketika detak jantung mampu mengurai janji, menguak misteri perjalanan detik waktu yang sentiasa menghampiri. hingga kita terpukau pada anasir bukti, terpaku pada elemen bakti. dan tertatih menguji jati diri.
untuk apa merengkuh jiwa? ketika terbentur mengukur rasa, terbata mengukir asa. hingga kita gagal mereguk kesucian makna cinta.
untuk apa?
Curup, 10.07.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H