Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Terbengkalai di Bilik Tak Berpintu

4 Juli 2019   18:26 Diperbarui: 4 Juli 2019   18:48 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrated by pixabay.com

angin menuangkan kisah kehilangan segenggam jiwa pada robekan usang kenangan. di antara tarian aksara-aksara rindu yang terpaku bisu, di belantara kertas lusuh warna merah jambu. tentang keinginan yang terperosok di kedalaman jurang angan.

kau menyusun ulang lipatan-lipatan usang kenangan, yang porak-poranda bersama lenyapnya impian. di antara kerutan pori-pori kepedihan masa lalu, pada lesatan mimpi-mimpi yang tak sempat berucap tunggu.

angin mengenang segenggam kata pada secarik ingatan silam. di antara tarian kepak sayap kunang-kunang menyambut kegelapan malam, pada bentangan legam garis waktu yang terpahat diam di dinding kusam. tentang rindu yang terbengkalai di bilik tak berpintu.

Ketika langit senja menjemput jingga yang tersisa. kubiarkan bayangmu, menjejaki langkahku.   

Curup, 04.07.2019

zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun