ketika langit berbisik kepada awan yang mengandung mendung segera menerjunkan hujan, butir-butir hujan berjatuhan tanpa sempat bertanya musabab dan tujuan. tak pernah tahu perihal kebahagiaan juga kepedihan yang ditimbulkan. ia tahu, butiran hujan akan mengerti, tak semua arti harus difahami.
ketika langit mengusir awan, usai hujan menjemput senja. tak perlu menanti butirannya, kembali menguap ke permukaan fana. tak lagi perlu menunggu, sampai bila suka mampu mengobati duka. ia tahu, biarlah waktu menawarkan cara. menemani luka menemui tawa.
ketika langit mengusik senja, mengundang kelam menutupi malam. maka segala keresahan hari berhimpun pada perjamuan lupa, melenyapkan peluh keluh kegelisahan pada persembunyian luka. ia tahu, hari esok pasti kembali, mereguk asa di antara ada dan tiada.
ketika langit memutuskan. kau juga aku, bukanlah butiran hujan. tak pula senja ataupun malam yang ditinggalkan. hanya butiran debu di tanah basah, tak bernyali menguji pasrah.
ketika langit memutuskan.
Curup, 27.06.2019
zaldychan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI