"Berdiri dingin. Duduk dingin. Ngobrol ke Nunik, juga dingin!"
"Iiih!"
Sambil tertawa, kau tarik tanganku meminta duduk. Kau serahkan kembali gelas berkopi. Tawamu belum berhenti, saat kunyalakan rokok kedua. Kugaruk kepala. Tersenyum padamu,
"Aduuuh! Kenapa..."
"Dasar orang aneh!"
"Terus, kenapa ada bonus cubit?"
"Biar! Mau lagi?"
Kuajukan tangan kiriku ke hadapmu. Tak lagi ada cubitmu. Kau sandarkan tubuhmu ke bangku. Matamu ingin tahu. Aku tertawa.
"Mas ujian tanggal empat belas!"
"Hah! Mas..."
"Iya!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!