Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kelopak Mawar Rapuh yang Tergeletak di Tanah Basah

11 Juni 2019   23:48 Diperbarui: 12 Juni 2019   00:47 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by : pixabay.com

kau berdiri di pintu.
tak pernah berucap tunggu. hanya manik matamu, tak lagi menyiratkan awan biru. aku terdiam mengunci waktu. pun dalam diam, kau mengunci hatimu.

kau masih berdiri di depan pintu.
tak sekalipun terujar pesan rindu. hanya raut wajahmu, menyimpan pasrah hasrat untuk bersatu. saat diriku berlalu, bayanganmu lenyap di balik pintu. aku tahu, kau sibuk menghitung bulir-bulir pilu.

kau tak lelah menatap pintu.
menyusun laju waktu yang menipuku. menyusuri lalu tunggu untuk bertemu. membiarkan derai airmata, untuk mengusik rindu. membenamkan uraian kisah mengusik pilu. tanpa batas waktu, menantiku.

kini, aku berdiri di hadapmu tanpa pintu.
ditemani aroma kamboja dan kelopak mawar rapuh, yang tergeletak di tanah basah. menikmati sunyi. menuai nyeri.

Curup, 11.06.2019
zaldychan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun