Puluhan bulan juga ratusan hari. Kau dan aku lalui waktu. Memaknai bersama sebagai ikatan. 24 april 1995. Kau paksa aku sepakati. Sebagai tanggal jadi. Tiga bulan setelah kau terima surat keduaku. Dari Padang Panjang.
Kureguk tuntas. Isi gelas. Kembali kunyalakan rokokku. Kau tahu, waktuku bersiap pulang. Kau menatap jam di tanganmu. Kau ajukan kepadaku. Masih setengah jam, sebelum angka sembilan. Aku tertawa.
"Belum boleh?"
"Belum!"
"Mas mau cuci baju, kan?"
"Besok?"
"Tanggal dualima, kan? Mas udah janji. Selesai skripsi diprint. Biar langsung..."
Aku terhenti. Menatapmu. Kau tersenyum. Kutepuk jidatku. Kau tertawa. Aku jadi tahu alasanmu ingin bertemu. Hari sabtu itu, satu bulan lewati tahun kelima. Jalinan asa dan rasa itu.
"Kenapa Nik gak bilang?"
"Apa?"