Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Potret Sunyi Subuh 1 Syawal 1440 H

5 Juni 2019   04:25 Diperbarui: 5 Juni 2019   16:20 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Selamat merayakan Idul fitri 1440 H. Mohon Maaf Bahir dan Batin."

Bak Mantra!
Dua kalimat itu akan menghujam pada setiap indera penglihatan dan pendengaran. Siapa saja, kapan saja dan di mana saja, dua kalimat itu menjelma menjadi butiran embun penyejuk di tengah kegersangan hati memaknai perjuangan hidup. Pada saat itu, walaupun sesaat.

Foto Dokpri
Foto Dokpri
Bak Mantra!

Dua Kalimat itu, mampu melupakan kepedihan, sakit hati, kekecewaan juga permusuhan. Dan, seketika meluapkan kebahagiaan dan merengkuh lawan menjadi kawan. Kalimat itu menjelma menjadi perantara rasa mengingatkan pentingnya bersama. Pada saat itu, walaupun sesaat.

Foto Dokpri
Foto Dokpri
Bak Mantra!

Dua kalimat itu, mampu menyatukan jiwa-jiwa yang porak-poranda. Membasuh serabut hawa nafsu yang penuh noda. menyadarkan diri, tak ada kesempurnaan lahir dan batin. tanpa adanya ruang saling bermaafan. Kalimat itu, menjelma menjadi cermin abadi keberadaan diri. Pada saat itu, walaupun sesaat.

Foto : Dokpri
Foto : Dokpri
Bak Mantra!

Dua kalimat itu, mengubur kesombongan dan keangkuhan raga. Menabur benih-benih kelembutan jiwa penuh cinta. Menyajikan fakta, perbedaan bukan kelemahan diri, tapi saling melengkapi. Kalimat itu menjelma menjadi alat mengukur diri. Pada saat itu, walaupun sesaat.

Foto Dokpri
Foto Dokpri
Bak Mantra!

Dua kalimat itu, menyentuh setiap bilik kecil rasa kemanusiaan. Bahwa keinginan berbagi sekecil apapun untuk sesama, tak kan pernah mencapai titik kulminasi kepuasan rasa. walau hanya segaris senyuman sebagai batas kemampuan. Dua kalimat itu, menjelma menjadi wujud keihlasan. Pada saat itu, walaupun sesaat.

Foto : Dokpri
Foto : Dokpri
Bak Mantra!

Dua kalimat itu menjanjikan surga. ketika anak manusia berjabat tangan tanpa dipaksa. ketika anak manusia bersekutu dengan alam, mensyukuri nikmat dan karunia yang didapat dari alam. Ketika anak manusia tertunduk dalam derai airmata. Kalimat itu, menjelma menjadi airmata penyesalan, airmata kekalahan dan airmata penghambaan pada Penguasa alam. Pada saat itu, walaupun sesaat.

Foto : Dokpri
Foto : Dokpri
Tak mudah memaafkan yang lahir dan yang batin. Setidaknya dari semua deret hari yang telah dilalui. Semua anak manusia pernah melakukan itu. Satu hari dan satu kali. Dua kalimat itu, tak lagi menghujam pada penglihatan dan pendengaran. Tapi pada jiwa-jiwa tenang anak manusia. Pada saat itu, walaupun sesaat.


Bukan lagi Mantra. Semoga!

Curup. 05.06.2019
zaldychan
[ditulis untuk Kompasiana]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun