"Perencanaan yang baik, setengah dari keberhasilan. Jika kita gagal dalam perencanaan, maka kita merencanakan kegagalan". Anoname
Kegiatan mudik alias pulang kampung. Jadi  momen yang ditunggu-tunggu bahkan sudah menjadi ritual bagi orang Indonesia. Agar bisa menikmati suasana lebaran dan ajang melepas rindu serta berkumpul bersama keluarga besar. Akan tetapi perlu persiapan matang, kan? Agar saat berangkat hingga kembali pulang, kita bisa tetap tersenyum.
Sebagaimana quote diatas, persiapan matang ini kusebut perencanaan mudik. Aku coba berbagi pengalaman bersama keluarga, apatah lagi jika memiliki anak kecil yang butuh perhatian ektra. dan hingga hari ini masih kupegang. Adalah membuat perencanaan yang matang. Apa aja?
![sumber gambar : https://blog.hipcar.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/05/28/mudik-lebaran-elogistik-id-5ced50496b07c55df22357a6.jpg?t=o&v=770)
Kedua, memilih jenis tranportasi yang digunakan saat mudik. Apatah kendaraan umum atau pribadi. Â Jika kendaraan umum jenisnya melalui darat, laut atau udara. Ini berkaitan dengan waktu pembelian tiket serta jenis tiket yang dibeli. Sekali jalan atau pulang-pergi. Nah, jika kendaraan pribadi, baik roda dua atau roda empat, tentu perlu memeriksa ulang kendaraan . agar layak jalan.
Ketiga, rencanakan berapa hari di kampung halaman. Apatah lima hari, satu minggu atau sepuluh hari. Tentunya termasuk hari saat di perjalanan. Jumlah hari saat mudik, akan berpengaruh kepada anggaran dan kebutuhan serta barang-barang yang musti dibawa, kan?
Keempat, Membuat anggaran keuangan saat mudik. Ini hal penting walau bikin pusing! Jadi harus rada teliti membuat anggaran pengeluaran saat mudik. Versiku, setidaknya ada 5 jenis anggaran yang musti dibuat daftarnya.
- Anggaran buat membeli tiket jika menggunakan tranportasi umum, atau anggaran biaya BBM jika memakai kendaraan pribadi;
- Aanggaran selama perjalanan baik saat pergi ataupun kembali;
- Anggaran buat beli oleh-oleh atau buah tangan untuk saudara di kampung;
- Anggaran biaya kebutuhan selama di kampung halaman;
- Anggaran Taktis, yang sukar diprediksi.
Kelima, Membuat daftar barang yang diperlukan dan dibutuhkan. Baik saat dalam perjalanan maupun saat di kampung. Dengan membuat daftar, memudahkan saat berkemas. Jadi pas mudik, tak seperti orang mau pindahan.
- Barang Pribadi. Tak Cuma dokomen atau identitas diri, namun termasuk jenis obat-obat khusus yang dikhawatirkan tak tersedia, saat di kampung.
- Barang sehari-hari. Semisal jenis dan jumlah pakaian yang disesuaikan dengan kebutuhan dan berapa lama kita di kampung.
- Perlengkapan anak. Jika memiliki anak apatah lagi balita. Kebutuhan sang anak menjadi prioritas utama. Tak hanya urusan popok atau pampers. Termasuk membawa makanan yang disukai anak, mainan, obat-obatan khusus balita. Tak ada salahnya, orang tua mempersiapkan itu. Bukan saja untuk jaga-jaga, namun juga biar anak tak rewel saat dalam perjalanan atau saat di kampung, gegara mainan favoritnya ga dibawa, kan?
- Membuat daftar barang ini, juga memudahkan saat packing barang dalam tas atau kardus. Kita bisa memisahkan, barang yang dibutuhkan saat perjalanan atau saat di kampung. Sehingga, terhindar dari kerepotan mencari saat dibutuhkan.
![sumber gambar : https://mediakonsumen.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/05/28/ilustrasi-idul-fitri-mediakonsumencom-5ced50d76b07c55baf61a832.jpg?t=o&v=770)
Terlepas dari beberapa keribetan saat bersiap mudik, faktor utama adalah memastikan  kesehatan jiwa dan raga. Jangan terlupa menjaga kesehatan sebelum mudik. Sehingga saat melakukan mudik, tubuh dalam kondisi fit dan prima.