lentik jemarimu terbiasa menggenggam dunia dan membatasi waktu. berbincang perbedaan warna biru kesukaanmu. tentang biru langit yang terhampar sebatas fatamorgana, dan sirna terkapar dihajar hujan tanpa aba-aba. tentang kenikmatan menyelami ketenangan lautan yang membiru, hingga hempasan riak gelombang bak langkah kaki serdadu.
lentik jemarimu pun, terbiasa menggamit perasaan bersimbol aura biru. berkisah indahnya menemukan keselarasan nada cinta, berbagi lirik ritmis alunan rasa bak rekah mekar bunga, merangkai larik-larik asa di segala penjuru jagad maya. dan tertekuk luruh, tatkala biru pun dipaksa berubah haru dan pilu.
lentik jemarimu terpaksa mengukuhkan keabadian waktu. menyimpan setiap alur yang berpadu dalam aroma biru, melupakan detak-detik yang berlalu pada kenangan pilu.
lentik jemarimu terhenti di lorong waktu. tersudut di bilik gagu. terkurung sepi pada jejak-jejak hati yang tersembunyi. menunggu pergantian hari mengeja mimpi. bukan mimpimu. bukan untukmu.
Curup, 25.05.2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H