tak sempat kuhambat deras bulir bening itu. diamku pun terbentur dinding-dinding bisu. tak mungkin mengusik waktu, yang kuhadapi tak hanya amarah, juga airmatamu.
aku masih terdiam, saat kau ajukan lembar-lembar keyakinan. memaknai setiap langkah adalah perjuangan, bergetar nada suaramu berujar, "kejujuran lahirkan kepercayaan!"
tak sempat kuhapus beningmu. dinding-dinding bisu berubah batu. retaknya tak lagi hadirkar amarah dan airmata. tak mungkin lagi memutar waktu, episode drama hadirkan darah dan luka.
aku masih terdiam. saat amarah berganti darah, airmata bertukar luka. dinding bisu berubah menjadi dinding batu. aku terlambat mencegah alur waktu, ketika mengerti pesanmu. "kebohongan memicu pengkhianatan!"
Curup, 23.05 2019
zaldychan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H