Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mencegah Alur Waktu

23 Mei 2019   15:59 Diperbarui: 23 Mei 2019   16:54 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by : pixabay.com

tak sempat kuhambat deras bulir bening itu. diamku pun terbentur dinding-dinding bisu. tak mungkin mengusik waktu, yang kuhadapi tak hanya amarah, juga airmatamu.

aku masih terdiam, saat kau ajukan lembar-lembar keyakinan. memaknai setiap langkah adalah perjuangan, bergetar nada suaramu berujar, "kejujuran lahirkan kepercayaan!"

tak sempat kuhapus beningmu. dinding-dinding bisu berubah batu. retaknya tak lagi hadirkar amarah dan airmata. tak mungkin lagi memutar waktu, episode drama hadirkan darah dan luka.

aku masih terdiam. saat amarah berganti darah, airmata bertukar luka. dinding bisu berubah menjadi dinding batu. aku terlambat mencegah alur waktu, ketika mengerti pesanmu. "kebohongan memicu pengkhianatan!"

Curup, 23.05 2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun