Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menanti Tetes Terakhir Hujan, Biar Menghapus Jejak Perjalanan

13 Mei 2019   18:57 Diperbarui: 14 Mei 2019   00:37 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by : pixabay.com

bagimu, memaknai  jatuhnya rintik hujan, adalah waktu memadu ramuan kesepian. melempar manik mata ke penghujung angan, merajut bulir bening yang terbuang tanpa titik perjumpaan. kau menanti tarian hujan melebur derai airmata, berlindung dalam persembunyian putus asa kesendirian.

kuresapi sentuhan lembut butir hujan, membasuh rangkaian pengkhianatan kata yang acapkali dihadirkan lidah, mengurai untaian penyesalan yang terkungkung kelindan pergumulan resah. menikmati hati yang liar jalang, belum mampu mencari tempat untuk pulang

sejauh petualangan elang melintasi cakrawala, akan berhenti pada satu titik penyatuan jiwa. kau tahu? aku menanti tetes terakhir hujan, biar menghapus jejak perjalanan. menuju titik kepulangan.

Curup, 13.05.2019
zaldychan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun