Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menyusuri Jejakmu, Tanpa Ruang Tanpa Pintu

4 Mei 2019   20:12 Diperbarui: 4 Mei 2019   20:19 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by : pixabay.com

tak sempat kusisakan gumpalan rasai. seperti setapak jejak di hamparan pasir tepian pantai, seperti dialektika hujan terganti hempasan badai. hadirmu tidak tiba-tiba. bagiku keniscayaan belaka.

ketika langit berbincang tentang langit, saat malam bercengkrama tentang malam. keruh wajah berkeluh resah, berharap belai teduh tanda-tanda yang dijanjikan.

tak pantas kuucapkan rindu. ketika setiap helai raga tertunduk malu. seperti airmata terpenjara bahagia atau luka, kala memaknai pahit atau manis rasa. kau satu dari barisan laju waktu, namun mampu hadirkan cemburu jika tak bertemu.

gerak-gerik raga tersandera rasa, hiruk-pikuk kata terpelihara doa. riuh hati berpeluh dusta, menadah pinta dengan isyarat-isyarat kepasrahan.

aku tahu dan tak perlu ajukan tunggu. kau tak butuh kesiapanku. seperti garis kehidupan menuju kematian, seperti batas keberadaan dan ketiadaan. tugasku menyusuri jejakmu. tanpa ruang tanpa pintu.

Curup, 04.05.2019
zaldychan
marhaban ya ramadhan 1440 H

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun