Jika anda membeberkan rahasia anda kepada angin, anda tak boleh menyalahkannya. Jika angin membuka rahasia itu kepada pohon-pohon. Khalil Gibran (1883-1931)
Tiga kalimat dari sosok multitalenta sekelas Kahlil Gibran itu, makjleb, ya? Jika tak sepakat, biarlah perasaan makjleb itu menjadi rahasiaku saja sebagai sosok multitalenan! Halah, malah diujarkan! Haha...
Begitulah! Kata bernama rahasia itu. Tak lagi nyaman di posisi arti kata awalnya, sebagai sesuatu yang sengaja disembunyikan supaya tak diketahui orang lain. Kata rahasia sudah melanglang buana bersembunyi di antara dua orang, pada sekelompok orang, bahkan rahasia pun sudah diumumkan di khalayak! Nah?
Dalam kiramologiku, kata rahasia sudah bergeser makna secara fungsional. Bukan lagi disembunyikan. Tapi memang untuk diketahui oleh orang lain! Dengan berbagai cara dan aneka motivasi.
Perjalanan Panjang Ketika Rahasia Bukan Lagi Jadi Rahasia
Suatu hal itu masuk kategori rahasia, jika berada di level sangat penting, berbahaya atau bahkan aib. Jika diketahui orang lain, bisa saja menggerus keberadaan, pengakuan atau kapasitas seseorang. Makanya, disimpan sendiri.
Ketika rahasia tersebut sudah diujarkan pada pribadi lain atau sekelompok orang, maka rahasia sudah berpindah pada ranah privasi. Tak lagi tersimpan atau tersembunyi. Kenapa begitu? Ketika dibagikan ke orang lain, pasti butuh kebenaran-kebenaran fakta dari rahasia itu.
Adalah hal bijak untuk tak mencari suatu rahasia; dan jujur untuk tidak membongkarnya ("It is wise not to seek a secret, and honest not to revell one") William Penn
Â