"Keinginan itu seperti koin receh di dalam kantong. Semakin banyak akan semakin berat!"
Bagaimana ekspresi anda saat membaca kalimat itu? Biasa saja? Tersenyumkah? Anggukkan kepala membenarkan? Terdiam sambil mengacuhkan? Atau sepertiku yang riweh, terus mengupas kalimat itu gegara betah berdiam di benakku? Padahal, aku lupa lagi, baca dimana kalimat itu. Haha..
Dua baris kalimat itu, kubagi menjadi tiga simbol. Pertama, Koin receh kuanggap sebagai keinginan-keinginan manusia. Kedua, Kantong sebagai simbol kebutuhan manusia. Ketiga, semakin berat sebagai simbolisasi kapasitas sumber daya manusia pemilik kantong.
Ketiga simbol tadi yang menggiring manusia meraih kebahagiaan hidup atau malah menjebloskan manusia pada penderitaan. Lebay, ya? Hayuk kita simulasikan tiga simbol itu!
Acapkali, tanpa sadar hingga sukses tercampur dalam pikiran. kita gagap membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Banyak teori menjelaskan ini. Jadi, kusarikan aja biar gampang, ya?
Kebutuhan adalah semua barang ataupun jasa yang menunjang kehidupan manusia. Kebutuhan tidak akan lepas dari kehidupan sehari-sehari. Bersifat mengikat, dampak pemenuhan kebutuhan adalah kebermanfaatan. Ukurannya adalah berfungsi atau tidak.
Sedangkan Keinginan adalah segala kebutuhan lebih terhadap barang ataupun jasa. Dalam artian memenuhi sesuatu hal yang dianggap kurang. bersifat tidak mengikat atau tidak harus, dampak ketersediaan keinginan adalah kepuasan. Ukurannya adalah selera seseorang.
Semisal makan dalam kacamata kebutuhan. Seseorang harus makan apapun bentuk atau jenisnya. Manfaatnya adalah agar tetap hidup. Ukurannya, jika masih hidup, maka makan itu berfungsi. Berbeda dengan Keinginan. Tetap harus makan, namun bisa memilih bentuk atau jenis makanan sesuai dengan selera. Yang melahirkan kepuasan. Â
Sebagai makhluk sosial, keinginan dan kebutuhan manusia itu beragam. Bukan seragam! Sebab, bisa disigi dari motivasinya berdasarkan definisi diatas tadi. Bisa saja, keinginan seseorang memiliki satu sepeda motor, agar saat pergi bekerja tak lagi lelah berjalan kaki atau menghemat waktu. Bagi tukang ojek, motor adalah kebutuhan agar bisa tetap bekerja untuk menjamin keberlangsungan kehidupan keluarga.