Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rapor Itu, Suka Bikin Repot

24 Maret 2019   18:58 Diperbarui: 25 Maret 2019   09:45 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by; pixabay.com

"Anak bapak rangking, kan?"

"Nah, itu! Gurunya bilang, gak usah tulis kalo bukan 10 besar!"

"Iya, biarkan saja!"

"Gak! Aku suruh anakku ikut les!"

Euforia terjadi di daerahku! Tiga percakapan di atas hanya contoh. Gegara hari sabtu kemarin, hari vonis anak-anak sekolah. Mengenai segala sesuatunya si anak di sekolah! Guru, orang tua, siswa, sanak family orang tua dan siswa, kolega guru-guru, kolega ortu juga gank-nya anak-anak, sibuk berbicara isu hangat di kalangan siswa. Mungkin, kira-kira dua hari ke depan tentang "Rapor" menjadi trending topic!

Ilustrated by; pixabay.com
Ilustrated by; pixabay.com
Rapor [Report] Itu, Suka Bikin Repot 

Entahlah! Kenapa kita tetap saja betah menyebutnya rapor (Kadang, nulisnya pakai "t" jadi raport). Padahal, asasul-nya dari kata nginggris "report" (mungkin, sih!). Cuma aneh saja, jika diujarkan pakai spelling inggris.

Ternyata, memang disebut rapor lebih efektif, dari pada report yang emang bikin repot. Terus, rapor itu bermakna laporan hasil belajar siswa. Usai melalui rintangan belajar, ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

Coba saja lihat rapor itu. Biasanya, memuat macam-macam informasi, tak hanya hasil belajar. Misal tentang tidak masuk sekolah gegara gigi ompong! Izin sekolah karena tetangga dapat musibah. Atau catatan lain-lain semisal pernah dihukum guru atawa ketahuan memecahkan kaca jendela kantor. Artinya laporan "anak-anak bersekolah"! Bukan laporan "hasil belajar". Tuh, bikin repot kan?

Illustrated by; pixabay.com
Illustrated by; pixabay.com
Mengulik Dulu Keberadaan Anak Bersekolah, Sebelum Membaca Rapor

Aku tak sedang mengajak dan membahas seabrek teoritis evaluasi untuk satu lembaga pendidikan. Semisal sebagai alat untuk menilai kemajuan, menyusun strategi lanjutan. Bisa juga untuk memperbaiki atau melakukan sesuatu agar lebih sempurna. Dengan prinsip, fungsi atau tujuan dari sebuah evaluasi. Hanya mencoba mengulik ranah hulu-hilir entitas sekolah. Sehingga lega, dan tak marah-marah. Saat membaca rapor anak. Ahaay...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun